Minggu, 10 Januari 2016

contoh kasih sayang yang dicari


Kasih-sayang yang dicari


Yang manakah Anda, seorang pengasih ataukah seorang penyayang?
Yang manakah pula Anda, seorang kekasih ataukah seorang yang disayang?
Selanjutnya, lebih disukai yang manakah, disayangi atau dikasihi?
Sahabat-sahabat milist yang budiman,
 
Pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya ajukan kepada remaja, suatu kelompok 
masyarakat yang demikian lekat dengan duet kata kasih-sayang.  Dalam pengamatan 
sederhana saya; kata kasih-sayang telah sangat mendominasi perbincangan, 
dinamika, sudut pandang dan aktivitas kehidupan remaja. Dalam salah satu edisi 
curhat (curahan hati) sebuah radio di Bekasi, saya mendengar isak pilu seorang 
putri remaja yang patah hati : "ustadz, hati saya hancur.  Saya tidak tahu 
lagi, untuk apa hidup ini. Ingin rasanya saya mengakhiri hidup ini. ustadz....."
Dengan sembrono, saya menyimpulkan bahwa, dunia remaja hanya diwakili oleh dua 
kata, yaitu kasih-sayang.
 
Sebenarnya, saya sangat berbahagia, ketika mengetahui bahwa banyak pribadi yang 
memasuki masa pertanggung-jawaban (akhil-baligh), sangat dekat dan 
mengeksplorasi rasa dan makna kata kasih-sayang.  Bukan kata yang lain seperti 
uang, politik, jabatan, rumah dan lain sebagainya.  Itu juga artinya, secara 
naluri mereka harus memiliki pemahaman yang benar dan kokoh atas pondasi 
kehidupan ini.
 
Tapi, dari manakah sebenarnya mereka belajar tentang rasa, makna, pengertian 
dan sudut pandang kata kasih-sayang?  Disini letak krusial sebenarnya.  Para 
remaja tidak mendapatkan teladan, pengajaran, pendidikan, pengetahuan dan 
bimbingan tentang kasih-sayang yang benar - dari orang tua, guru, pendidik, 
LSM, pemerintah, konsultan, da'i, saudara atau teman dekatnya.  Mereka 
dibiarkan mengeksplorasi diri secara liar tentang kasih-sayang.  Adalah tidak 
mengherankan, lahirlah fenomena Valentine-days.  Sehingga adalah tidak 
mengejutkan, ketika sudut pandang seks bebas bercampur manis dengan 
kasih-sayang.
 
Sesuatu yang sedang dinikmati, tidak akan dicari.  Hanya sesuatu yang hilang, 
yang berupaya keras dicari.
 
Saya menemukan, pada keluarga-keluarga yang dipimpin oleh ayah yang 
berkasih-sayang, diarahkan oleh ibu yang berkasih-sayang; tidak ditemukan 
serang remaja yang begitu haus akan kasih-sayang.  Remaja ini, tidak lagi 
mencari kasih-sayang dipesta valentine, hingar bingar pesta ulang tahun, 
semarak diskotik, kemeriahan tahun baru, asyik masyuk malam minggu dan 
keramahan klub gaul.  Mereka telah menikmatinya setiap hari di rumah mereka.
 
Lihatlah para remaja gaul yang terjerembab dalam carut marut dunia malam, dunia 
hiburan, lorong gelap narkotika, terseret pergaulan seks bebas, terpukaukan 
hingar selebritas, terpenjara ikatan komunitas, terpasung dalam nafsu 
keburukan, terhasut dalam kesemuan dan takjub dengan kepercayaan diri yang 
aromatik.  Mereka dengan kalap dan tak beraturan, berhamburan seperti laron 
mencari titik-titik cahaya di malam hari.  Beberapa mati tersengat panas api, 
beberapa patah sayapnya, beberapa dimangsa unggas, beberapa terseret arus kali, 
beberapa terinjak mati (seperti 11 orang remaja dalam pesta miras underground - 
Gedung Asia Africa Cultural Centre Bandung).  Jadilah mereka yang sedang 
berjalan limpung dalam kebingungan, disergap pemangsa berwajah keburukan. 
 
Sahabat-sahabat milist yang baik,
 
Sebenarnya, mereka semua sedang mencari sesuatu yang hilang, yaitu kasih-sayang 
sejati kehidupan.
Padahal mereka seharusnya menemukannya ditempat-tempat yang baik seperti 
keluarga, sekolah, masjid dan lembaga-lembaga masyarakat.
 
Kasih sayang adalah pembangun kasih sayang. (Mario Teguh)
 
Untuk membangun kepribadian remaja yang berkasih-sayang, prasyarat utamanya 
adalah pendidik yang berkasih-sayang. Siapakah pendidik mereka itu?
 
Seorang ayah-ibu, adalah pendidik terdekat mereka.  Kapankah Anda (ayah atau 
ibu) menjadi pendidik kasih sayang yang meneladankan kasih-sayang di rumah, 
sehingga mereka menjadikan rumah sebagai base-camp yang hangat, tempat yang 
paling aman serta nyaman di dunia mereka?
 
Para pengemudi (bukan hanya sopir) di jalan raya, adalah pendidik mereka di 
perjalanan.  Kapankah kita menjadi pendidikan yang inspiratif bagi mereka dalam 
berkasih-sayang di perjalanan dengan menaati rambu-rambu dengan tertib, santun 
pada penyeberang jalan, tertib dalam antrian, menjunjung tinggi etika 
berkendara, berdialog santun dalam menyelesaikan perkara kecelakaan lalu 
lintas, tidak menyogok aparat jika melanggar, tidak menghardik pada yang 
tergesa, menjaga lisan dari sumpah serapah?
 
Para guru di sekolah, adalah pendidik profesional yang dipercaya.  Telah begitu 
banyak orang tua yang memercayakan begitu saja pendidikan putra-putrinya kepada 
guru-guru di sekolah.  Apakah Anda telah sangat tulus melihat keingintahuan 
yang terbungkus cara kuno menarik perhatian - dengan kenakalan?  Apakah Anda 
telah menilai dengan jujur dan menasihatkan upaya-upaya perbaikan dalam balutan 
selimut hangat kasing-sayang?  Apakah Anda menebarkan dengan adil perhatian ke 
seluruh siswa?  Apakah Anda melihat mereka sebagai tunas-tunas bangsa yang akan 
mewarisi masa depan bangsa ini, bukan sebagai obyek kapitalisme ekonomi?  
Apakah Anda telah memastikan dalam wajah, sikap, bicara dan tatapan Anda; 
terlihat jelas kasih-sayang yang meluluhkan hati?
 
Para pengurus DKM, pengurus RT, aparat pemerintah, birokrat adalah pendidik 
yang mendapatkan kewenangan publik.  Apakah Anda telah meneladankan 
bentuk-bentuk lembut, halus, tegas, berwibawa, kuat, simpatik; kepemimpinan 
publik dan kebijakan program yang nuansa kasih-sayangnya demikian mudah 
dirasakan?
 
Anda adalah pendidik lepas sebagai blogger, komentator, penulis; apakah telah 
menjadikan rona kasih-sayang sebagai warna terkuat pesan-pesan Anda?  Apakah 
pilihan kata-kata Anda adalah wakil-wakil perasaan kasih-sayang Anda yang 
tulus, atau sekedar letupan emosi kasar ketidak-puasan?
 
Kita tidak akan pernah dapat menuntut perhatian dan kasih sayang ada pada 
remaja, bila kita tidak memulai yang kita tuntut.
Maka, marilah kita meneladankan kasih-sayang yang sesungguhnya.  Bukankah 
bahasa kasih-sayang itu demikian mudah?
 
Sahabat-sahabat milist yang berkasih-sayang,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar